Dalam masyarakat Belu tari Likurai merupakan tari yang dibawakan
oleh gadis-gadis / ibu-ibu untuk menyambut tamu-tamu terhormat atau
pahlawan yang pulang dari medan perang.
Sebelah barat : Kabupaten Timor TengahUtara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sebelah Utara : Selat Ombai
Sebelah Selatan : Laut Timor
Visi dan Misi
Visi : “Terwujudnya Masyarakat Belu yang maju, mandiri, demokratis dan berbudaya”
Misi : Atas dasar itu maka ditetapkan 8 (delapan) misi dalam pembangunan Kabupaten Belu 2009 – 2014 sebagai berikut:
Memberdayakan
ekonomi masyarakat melalui koperasi dan kelompok usaha bersama
ekonomi (KUBE) dengan bertumpu pada potensi diri dan teknologi tepat
guna;
Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang dapat dijangkau oleh masyarakat;
Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
Meningkatkan aksesibilitas wilayah melalui pembangunan infrastruktur;
Meningkatkan aksesibilitas politik (masyarakat) terhadap penetapan produk-produk kebijakan public;
Meningkatkan penegakan supremasi hukum dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang sadar hukum;
Meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan;
Menetapkan nilai etika, moral dan budaya sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
Logo daerah
Arti logo :
Bentuk
Perisai melambangkan alat perlindungan rakyat
Sisi Lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara
Warna
Dasar. Warna dasar Lambang Daerah Kabupaten Belu adalah kuning,
merah, hitam, coklat, hijau dan putih; diambil dari warna utama kain
tenunan rakyat Kabupaten Belu, yang mempunyai arti :
Kuning adalah keluhuran/keagungan/kejayaan
Merah adalah keberanian
Hitam adalah teguh abadi
Coklat adalah ketabahan hati
Hijau adalah kemakmuran
Putih adalah kesucian
Arti Gambar Lambang
Bintang
berwarna emas, melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberi hidup dan menyinari tata kehidupan rakyat Kabupaten Belu pada
khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Pohon
Beringin, yang melambangkan persatuan dan tempat berlindung terletak
dibawah pita putih yang bertuliskan BELU, yang berarti Kabupaten
Belu memelihara persatuan dan melindungi segenap rakyat Indonesia yang
berada di Kabupaten Belu.
Bibliku/Tihar, merupakan alat
kesenian tradisional Kabupaten Belu sebagai lambang pelestarian
kebudayaan Belu dan Bangsa Indonesia
Surik Samara, kelewang
tradisional yang bertuah sebagai lambang kesiapsiagaan rakyat
Kabupaten Belu untuk memerangi musuh – musuh yang merusak persatuan
dan mengganggu keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat dan
rakyat Belu.
Padi sebanyak 20 butir berwarna kuning dan
batang kapas berwarna hijau sedang berbunga 12 kuntum dihubungkan
dengan pita berwarna putih dan tulisan angka 1958, melambangkan
kesejahteraan dan kemakmuran, sekaligus sejarah berdirinya Nusa
Tenggara Timur dan kelahiran Kabupaten Belu pada tanggal 20 Desember
1958.
Dibawah butir-butir padi terdapat daun bawang putih
sebanyak 5 helai berwarna hijau dan dibawah daun-daun kapas terdapat
8 lembar daun cendana sebagai lambang produk andalan Kabupaten
Belu.
Kondisi Umum
Geografis :
Kabupaten Belu terletak pada koordinat 124° 38' 33" BT - 125° 11'
23" BT dan 08° 56' 30" LS - 09° 47' 30" LS, dengan wilayah seluas
2.440,05 km².
Topografis :
Pada umumnya merupakan wilayah yang berbukit-bukit dan
bergunung-gunung. Keadaan topografi bervaiasi antara ketinggian 0
sampai dengan ± 1500 m.dpl.
Variasi ketinggian rendah 0-150 m.dpal mendominasi wilayahbagian
selatan dan sebagian kecil di bagian utara. Bagian tengah terdiri
dari area dengan dataran sedang (200-500 m.dpal). Dataran tinggi
hanya terdapat di bagian timur yang berbatasan langsung dengan RDTL.
Zone-zone dataran rendah dibagian selatan sebagian besar digunakan
sebagai areal persawahan dan kawasan cagar alam hutan mangrove.
kemiringan pada umumnya antara 0-15%. Kemiringan lereng < 45% yang
termasuk kategori terjal sekitar 2,84% dari luas Kabupaten Belu
berada pada Kecamatan Tasifet Barat, Tasifeto Timur dan sedikit di
bagian Kecamatan Kakulukmesak.
Klimatologi:
Beriklim tropis dengan musim hujan yang sangat pendek
(Desember-Maret) dan musim kemarau yang panjang (April-November).
Temperatur berkisar suhu rata-rata 27,6° dengan interval
21,5° - 33,7° C. Temperatur terendah 21,5° yang terjadi pada bulan
Agustus dengan temperatur tertinggi 33,7° yang terjadi pada bulan
November.
Jumlah penduduk : 465.933 jiwa (2009)
Laki-laki : 226.586 jiwa
Perempuan : 239.347 jiwa
Wilayah administrasi
Jumlah kecamatan : 24 Kecamatan
Nama-nama kecamatan :
Jumlah kelurahan : 12 Kelurahan
Nama-nama kelurahan :
Jumlah desa : 196 Desa
Nama-nama desa :
Potensi Daerah :
Produksi
pertanian yang dominan (2007) antara lain: padi (20,633 ton), jagung
(61.633 ton), ubi kayu (35.313 ton), ubi jalar (4.405 ton), kacang
tanah (2.082 ton) kacang kedelai (12,6 ton) dan kacang hijau (7.212
ton).
Peternakan
(data banyaknya ternak tahun 2007): Kuda(2.282 ekor), Sapi(94.499
ekor), Kerbau (1.395 ekor), kambing (9.173 ekor), domba (19 ekor),
babi (55.309 ekor), ayam kampung (236.380 ekor) dan itik (57.860).
Kehutanan,
hasil produksi (2007): kayu jati bulat (379,48 m3), kayu jati olahan
(4.508.13 m3), kayu mahoni olahan (9,79 m3), kayu indah (7,08 m3),
kemiri biji (108.310 kg), kemiri isi (387.290 kg), asam biji (2.841.810
kg), asam biji (1.160.470 kg), lilin (3.720 kg) dan madu 800 liter.
Perikanan produksi tahun 2007: perikanan laut (1.381,82 ton), perikanan darat (85,45 ton).
Kerajinan Gerabah di Kecamatan Webriamata, Kerajinan Tenun ikat, Tas Tali Gewang
Transportasi
Darat : Jalan dan Jembatan (Dinas Kimpraswil Kab. Belu TA. 2008) total panjang jalan pada tahun 2006 adalah 932,555 km.
Laut : Pelabuhan Laut Atapupu, Pelabuhan Teluk Gurita
Udara : Bandara Haliwen dengan jarak sekitar 3 km dari pusat Kota Atambua